Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa
adalah dengan melalui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup
menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan
ketepatannya juga cukup tinggi.
Titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan
larutan standar asam untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasanya
dipergunakan adalah HCl, asam cuka, asam oksalat, asam borat. Sedangkan
alkalimetri merupakan kebalikan dari asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan
larutan standar basa untuk menentukan asam.
Selain
dalam air,reaksi asam basa juga dapat berlangsung dalam pelarut non air.
Sebenarnya pemeriksaan ini agak baru dalam pemeriksaan kimia, tetapi untuk
pemakaiannya kini digunakan untuk senyawa organik maupun anorganik,sesungguhnya
dalam titrasi bebas air ini juga berlangsung reaksi netralisasi.
Walaupun
cara ini terhitung baru namun para analis telah merasakan betapa cara ini
memiliki beberapa keuntungan diantaranya untuk senyawa yang tidak dapat larut
dalam air,dapat larut dalam air, dapat larut dalam pereaksi yang mudah didapat
dan dikenal. Sehingga untuk menentukan kadarnya tidak kesulitan dalam mencari
pelarut yang lain untuk melarutkannya. Keuntungan lain dengan pemakaian metode
ini adalah karena dalam percobaan digunakan pelarut non air seperti asam asetat
glacial, pelarut ini memiliki kekuatan asam basa yang sangat kuat.
Pada percobaan ini adalah penentuan kadar dengan metode
asidi-alkalimetri menggunakan indikator phenopthalein dan metil jingga, hal ini
dilakukan karena jika meggunakan indikator yang lain, adanya kemungkinan trayek
pH-nya jauh dari titik ekuivalen.
Dalam bidang
farmasi, asidi-alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu obat
dengan teliti karena dengan titrasi ini, penyimpangan titik ekivalen lebih
kecil sehingga lebih mudah untuk mengetahui titik akhir titrasinya yang
ditandai dengan suatu perubahan warna, begitu pula dengan waktu yang digunakan
seefisien mungkin.
Prinsip Percobaan
· Asidimetri :
Penetapan kadar Na2CO3 dan Na2B4O7
berdasarkan reaksi netralisasi dengan menggunakan metode asidimetri dan
menggunakan larutan baku HCl sebagai titran dan dengan penambahan indikator
metil merah, dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari
merah muda menjadi kuning.
Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk
menentukan kadar larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam ditetesi
dengan larutan basa, atausebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen (asam dn
basa tepat habis bereaksi). Jika molaritas salah satu larutan (asam atau basa)
diketahui, maka molaritas larutan yang satu lagi dapat ditentukan.
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH
larutan akan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam
maka pH larutan akan turun. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan
asam dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk
S, yang pada ttik tengahnya merupakan titik ekuivalen.(3)
Titirasi asam-basa merupakan cara
yang tepat dan mudah untuk menentukan jumlah senyawa-senyawa
yang bersifat asam dan basa.
Kebanyakan asam dan basa organik dan organik dapat dititrasi dalam larutan
berair, tetapi sebagian senyawa itu terutama senyawa organik tidak larut
dalam air. Namun demikian umumnya
senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik
itu dapat ditentukan dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert. Untuk
menentukan asam digunakan larutan baku asam kuat misalnya HCl, sedangkan untuk
menentuan basa digunakan larutan basakuat misalnya NaOH. Tiik akhir titrasi
biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan indikator asam basa yang sesuai
atau dengan bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer,
konduktometer.(4)
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup
tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH pada titik
ekuivalen 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titirasi asam
atau basa lemah, jika penitrasian adalah basa atau asam kuat dengan
perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 104 .pH
berubah secara drastis bila volume titrannya. Pada reaksi asam basa, proton
ditransfer dari satu molekul ke molekul lain. Dalam air proton biasnya
tersolvasi sebagai H30. Reaksi asam basa bersifat reversibel.
Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa, pH dan perubahan warna indikator
tergantung secara tidak langsung pada temperatur.(5)
Titrasi asam basa sering disebut asidi-alkalimetri,
sedang untuk titrasi pengukuran lain-lain sering dipakai akhiran-ometri
mengggantikan –imertri. Kata metri berasal dari bahasa yunani yang berarti ilmu
proses seni mengukur. I dan O dalam hubungan mengukur sama saja, yaitu dengan atau dari
(with atau off). Akhiran I berasal dari kata latin dan O berasal dari kata
Yunani. Jadi asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan
asam (yang diukur dalam jumlah basa atau garam).(6)
Pada kedua jenis titrasi diatas, dipergunakan indikator
yang sejenis yaitu fenolftalein (PP) dan metil
orange (MO). Hal tersebut
dilakukan karena jika menggunkan indikator yang lain, misalnya TB, MG atau yang
lain, maka trayek pHnya sangat jauh dari ekuivalen(6).s
Titrasi
bebas air adalah suatu titrasi yang tidak menggunakan air sebagai pelarut,
tetapi digunakan pelarut organic.Seperti diketahui dengan menggunakan pelarut
air, asam atau basa dapat dititrasi dengan basa atau asam baku lain, seperti
halnya asam-asaam organic atau alakaloida-alkaloida,cara titrasi dalam
lingkungan air tidak dapat dilakukan, karena di samping sukar larut dalam
air,juga kurang reaktif dalam air.(5)
Pelarut
yang digunakan dalam titrasi lingkungsn bebas air dapat dibagi menjadi dua
golongan :
a.
Pelarut protolitis
Atau
disebut pelarut inert, proto-proton tidak tidak memberi atau menerima, misalnya
benzen, nitrobenzene, klorobenzen, dan kloroform.
b.
Pelarut amfiprotolitis
Pelarut
ini dapat menerima atau memberi proton.Dengan demikian dapat bersifat sebagai
suatu asam atau basa.
II.2. Uraian
bahan
- Asam Borat (1 : 49)
Nama
resmi : Acidum boricum
Nama lain : Asam
borat
RM/BM : H3BO3 /61,83
Pemerian :
Serbuk hablur,putih,atau sisik mengkilap, tidak
berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam, dan pahit kemudian manis
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air,dalam 3 bagian air
mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 99,5% H3BO3
Khasiat : Antiseptikum ekstern
Kegunaan : Sebagai sampel
2.
Natrium karbonat (1:400)
Nama
resmi : Natrii carbonas
Nama lain : Natrium karbonat
RM/BM : Na2C03 /124,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa
hablur, kering, keras, rapuh, dan
menunjukkan susunan hablur, putih,
mudah meleleh, basah, sangat alkalis, dan korosif
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
Khasiat : Zat tambahan, keratolikum
Kegunaan : Sebagai sampel
- Natrium
tetraborat (1: 427)
Nama
resmi :
Natrii tetraboras
Nama
lain :
Natrium tetraborat
RM/BM : Na2B4O7/381,37
Pemerian :
Hablur transparan, tidak berwarna
atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin dan basa. Dalam udara kering
merapuh
Kelarutan : Larut
dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air
mendidih, dan dalam lebih kurang 1 bagian gliserol, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Tidak
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 105,0% Na2B4O7.10
H2O
Khasiat : Antiseptikum ekstern
Kegunaan : Sebagai sampel
4.
Gliserol (1: 271)
Nama
resmi : Glycerolum
Nama lain : Gliserol/Gliserin
RM/BM : C3H8O3 /92,10
Pemerian : Cairan seperti sirop,
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopis
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform
P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik
Kandungan
: -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
- Asam klorida (1: 649)
Nama resmi : Acidum
hydrochloridum
Nama lain : Asam klorida
RM/BM : HCl
Kandungan :
-
Pemerian : Cairan tidak berwarna,
berasap, bau merangsang, jika diencerkan
bau dan asap menghilang.
Kelarutan : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
6.
Diphenydramin HCl (1: 228)
Nama
resmi : Diphenydramini hydrochloridum
Nama lain : Difenidramina hidroklorida
RM/BM : C17H21NO.HCl/291,82
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
disertai rasa tebal
Kelarutan : Mudah larut dalam air dalam etanol (95%) P
dan dalam kloroform P, sangat sukar
larut dalam eter P, agak sukar larut dalam aseton P.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya.
Kandungan :
Mengandung tidak kurang dari 98,0% C17
H21NO.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Khasiat : Antihistanikum
Kegunaan : Sebagai sampel
- Air suling (1: 96)
Nama
resmi : Aqua destillata
Nama lain : Air suling, aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan :
-
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai pelarut
- Fenolftalein (1: 675)
Nama
resmi : Phenolftalein
Nama lain : Fenolftalein
RM/BM : C20H14O4/318,32
Rumus bangun :
Pemerian : Serbuk hablur putih, putih atau kekuningan, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kandungan :
-
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai larutan indikator.
- Indikator metil merah
(1:703)
Nama
resmi : Tropoelin/ Heliatin
Nama lain : Metil merah
RM/BM : C14H14N3NaO3S/327,33
Pemerian : Serbuk
jingga kekuningan
Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, sukar larut
dalam air dingin, sangat sukar larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan :
-
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai indikator asam basa
- Natrium hidroksida (1:412)
Nama
resmi : Natrii hydroxydum
Nama lain : Natrium hidroksida
RM/BM : NaOH/40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran,
massa hablur atau keping, kering, rapuh dan mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap CO2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan :
Mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah dihitung sebagai NaOH
dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai zat tambaha
- Asam asetilsalisilat (1:
43)
Nama
resmi : Acidum acetylsalicylicum
Nama lain : Asam asetilsalisilat (asetosal)
RM/BM : C9H8O4/180,16
Rumus bangun :
COOH
OCOCH3
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau atau hampir tak berbau,
rasa asam
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut
dalam etanol(95%) P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan :
Mengandung tidak kurang dari 99,5% C9H8O4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
Khasiat : Analgetivum, anti piretikum
Kegunaan : Sebagai sampel
12.
Coffenium/kofeina
(1: 175)
Nama resmi : Coffenium
Nama lain : Kofeina
RM/BM : C8H10N4O2/194,19
Pemerian : Serbuk hablur bentuk jarum, mengkilat,
biasanya menggumpal, putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : Agak sukar larut, larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kandungan :
Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H10N4O2,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Khasiat : Stimulan saraf pusat, kardiotonikum
Kegunaan : Sebagai sampel
13.
Kalium
biftalat (1: 686)
Nama resmi : Kalium
hidrogenftalat
Nama lain : Kalium biftalat
RM/BM : CO2.C6H4.CO2K/204,2
Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berwarna
Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air, larutan
jernih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 99,9% dan tidak
lebih dari 1001,0% C8H5KO4 , dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai baku primer
14.
Amonium
bromida (1: 87)
Nama resmi : Ammonii
bromidum
Nama lain : Amonium bromida
RM/BM : NH4Br/97,96
Pemerian : Hablur atau serbuik hablur, tidak berwarna
sampai putih kekuningan lemah, tidak berbau, higroskopis
Kelarutan : Larut dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kandungan :
Mengandung tidak kurang dari 99,0% NH4Br, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan
Khasiat : Sedativum
Kegunaan : Sebagai sampel
15.
Asam perklorat ( 1: 651)
Nama resmi : Asam
perklorat
Nama lain
: Perchlorit acid
RM/BM :
HClO4 / 100,5
Pemerian
: Cairan jernih tak berwarna
Kelarutan
: Bercampur dengan air.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik.
Kandungan : -
Khasiat :
Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai larutan baku
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
16.
Kristal violet (3: 698)
Nama resmi : Gertian violet
Nama lain : Kristal violet
RM/BM : C25H30ClN3
/ 408
Pemerian : Hablur
berwarna hijau tua.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, agak
sukar larut dalam etanol (95%) P. Larutannya berwarna lembayung tua.
Kandungan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai indikator
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik